Kemarin Balai Kesehatan di kantorku mengadakan acara donor darah, ini merupakan salah satu bagian acara dari sebuah event besar “Hari
Oeang Republik Indonesia” yang telah rutin diperingati setiap tahunnya. Suatu kebetulan
sebenarnya, karena saya dateng ke klinik awalnya adalah untuk memeriksakan gigi
saya, (ehm, sakitloh) dan sedikit terkaget-kaget melihat konsep ruangan yang
berbeda di Balai Kesehatan tersebut. Kursi berserakan, ada dokter
tua-jutek-galak (pengalaman dari cek kesehatan dulu) duduk di depan meja dengan
ditemani kertas-kertas merah di depannya. Sedikit tengak-tengok akhirnya saya
tahu, kalau hari itu Pelayanan Kesehatan dihentikan karena akan diadakan donor
darah. karena sudah lama tidak donor dan sudah 'ngidam' donor, daftar deh saya.
Sudah lama sepertinya tidak donor, hampir 1 tahun mungkin, seingat saya terakhir kali donor adalah saat masih mahasiswa (hoho). Saat mahasiswa, saya bukan hanya menjadi pendonor, tapi sering juga menjadi panitia yang mengadakan kegiatan ini. Dan jika dibandingkan antara donor di kampus dan di kantor, saya bisa menyebutkan lebih nyaman untuk donor di kantor. Ntah karena pihak UTDnya yang berbeda (dulu tangerang, sekarang jakarta) penyelenggara (dulu Over Stan, sekarang dari Balai Kesehatan), atau memang berbeda level mahasiswa dan pegawai? ntahlah. perbedaan ini antara lain ruangan yang digunakan donor (ruang tunggu dan ruang donor) dan souvenir yang bisa dibilang lumayan lah dibandingkan dengan saat di kampus dulu (mie dan susu). Tapi ini bukan berarti mendiskreditkan donor darah di Kampus, karena saya juga pernah di sana, saya pernah merasakan juga jadi panitianya. J
Pengertian donor darah sendiri adalah proses pengambilan
darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk
kemudian dipakai pada transfusi darah (Wikipedia,donordarah). Beberapa persyaratan untuk menjadi pendonor adalah berumur 17-60
tahun, berat badan minimal 45 kg, tekanan darah dan denyut nadi masih dalam
batas normal, serta kadar Hb
(hemoglobin) dalam darah untuk wanita 12 gram dan prian 12,5 gram. Jarak
penyumbangan darah juga dibatasi, minimal adalah 3 bulan setelah donor terakhir,
jadi selama 1 tahun bisa 4-5 kali. Jumlah darah yang diambil dari tubuh
pendonor juga bervariasi, berkisar antara 250cc -500cc, berbanding lurus dengan
berat badan yang dimiliki oleh pendonor.
Bicara tentang donor darah, ada banyak manfaat yang bisa kita
dapatkan, bukan hanya oleh penerima sebagai pihak yang membutuhkan darah, tapi
juga untuk pendonornya, kalau boleh meminjam kata-kata dari kompas adalah
simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak mendapatkan manfaat atas hal
itu. Beberapa manfaat tersebut menurut female.kompas.com
adalah :
1. Menjaga kesehatan jantung
Zat besi yang berlebih ini bisa menyebabkan oksidasi
kolesterol dan bisa memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat
kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih
stabil. Ini artinya menurunkan risiko
penyakit jantung.
2. Meningkatkan produksi sel darah merah
Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel
darah merah dalam darah. Tak perlu panik, karena sumsum tulang belakang akan
segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai
pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan
darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk
menstimulasi pembuatan darah baru.
3. Membantu penurunan berat tubuh
Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan
pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah,
akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori
yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.
4. Mendapatkan kesehatan psikologis
Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang
membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian
menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan
tetap berenergi dan bugar.
5. Mendeteksi penyakit serius
Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur
standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit
seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima
donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan
penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu
peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan
kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar