Hari raya Idul Kurban, dengan ke-khas-an ala Indonesia,
Kambing dan Sate kambing
Alhamdulillah, sebentar lagi penempatan dan itu bertepatan dengan
hari raya Ied adha 1423 H. Sedikit menurunkan tensi dan ketegangan penempatan,
menghadap kepada yang kuasa dan lebih khusyuk lagi bermuhasabah, apa yang telah
kita lakukan selama ini. Moment-moment yang selalu dengan kesedihan, karena
membayangkan banyaknya dosa dan kelalaian yang sudah dilakukan. Selain itu
kembali lagi harus melalui Ied Adha tanpa keluarga di Lampung, setelah tahun
lalu melaluinya di tempat kuliah, saat ini harus melaluinya di tempat kerja.
Hari Raya Idul Adha atau idul kurban melambangkan
pengorbanan, yang telah kita ketahui bersama berasal dari perjuangan yang dilakukan
oleh Nabi Allah Ibrahim as. Dimana nabi Ibrahim mendapatkan wahyu untuk
menyembelih putranya sendiri, yang bernama Ismail as, putra yang
ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun. Di sinilah nabi Ibrahim dituntut untuk
memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati yang
dicintainya, sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena ketakwaan dan
kecintaan nya kepada sang Kholiq melebihi segalanya, maka perintah tersebut
beliau laksanakan juga, walau pada akhirnya nabi Ismail as digantikan dengan
seekor hewan kurban.
Dari sini kita mendapatkan pelajaran yang sangat bermakna bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberhasilan di dalam kehidupan dunia dan di akhirat nanti kita harus rela berkorban. Makna berkorban adalah memberikan sesuatu untuk menunjukkan kecintaan kepada orang lain, meskipun harus menderita. Orang lain itu bisa anak, orang tua, keluarga, saudara sebangsa dan setanah air. Ada pula pengorbanan yang ditunjukkan kepada agama yang berarti untuk Allah SWT dan inilah pengorbanan yang tinggi nilainya sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Nabiyulloh Ibrahim as sehingga beliau mendapatkan predikat Kholilulloh (kekasih Allah SWT), karena telah mampu mengorbankan sesuatu yang dicintainya yang berupa anak , demi mencapai kecintaan kepada Allah SWT. Ini sesuai dengan firman Allah SWT :
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahui.” (QS. Ali ‘Imran : 92).
Peristiwa di atas adalah menjadi titik awal dianjurkannya perintah untuk berkurban bagi umat Islam, terutama bagi orang yang mampu. Maka dengan adanya perintah berkurban tersebut, kita sebagai umat muslim dituntut untuk tidak hanya melaksanakan ritual keagamaan semata, atau tidak hanya sekedar melaksanakan perintah Tuhan, akan tetapi kita juga diberi kesempatan untuk memanifestasikan rasa solidaritas kita kepada sesama. Dengan cara membagi-bagikan daging kurban kepada fakir miskin dan kaum dhuafa di sekitar tempat tinggal kita. Artinya daging kurban tersebut tidak hanya dinikmati oleh saudara atau orang terdekatnya saja. tetapi benar-benar dinikmati oleh orang-orang yang membutuhkan. Orang yang sehari-harinya makan daging adalah makanan yang langka bagi mereka.
Sumber: Dakwatuna
Dan inilah kegiatan yang dilakukan di H-2
- Sholat Ied di masjid sebelah kosan, bener2 sebelah dalam makna yang sesungguhnya lho
- Liat kambing yang akan disembelih, “mbeekk.. mbeekk...”
- Sarapan, dan harus berputar2 komplek nyari warung yang buka,huft, walau susah akhirnya makan juga
- Liat kambing disembelih, liat di potong2 dan diiris2, nyam2,. #lho
- Jalan2 sore ke Blok M square, untuk ketemu sang-mantan-komandan-di-SMA
- Memenuhi janji utk makan bareng dengan sang-mantan-komandan-di-SMA
- Pulang, dan disambut setumpuk sate kambing ala kosan,, hmm.. Alhamdulillaah..
foto : sang kurban
1. Ditarik menuju tempat eksekusi |
2. Dibaringkan, ditenangkan |
3. Penonton ayo ambil fotonya, bantu berdoa juga ya... |
4. Sang eksekutor berdoa, siap2 memotong nadi nya |
5. Dipotong,. semuanya takbir,.. Allahuakbar! |
6. Dikuliti, untuk kemudian diambil manfaatnya dan dibagi kepada masyarakat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar